header coretan ibu kiya

Teruntuk Diriku

Posting Komentar
teruntuk diriku
Puisi Cinta untuk Diriku

oleh N. Purwanti

Teruntuk diriku …
Apa kabarmu hari ini?
Tak perlu kau katakan, aku sudah paham apa yang kau rasakan.
Bahagia selalu, tentu itu yang aku dan engkau harapkan.

Teruntuk diriku …
Terima kasih atas perjuanganmu.
Aku tahu ... ini sungguh berat.
Tapi nyatanya engkau tetap bertahan dan semakin kuat.

Aku tahu … ini sulit.
Tapi tak pernah sekalipun engkau menunjukkan rasa sakit.

Bagimu … ini bagian dari perjuangan, sebagai bekal untuk kembali pulang.
Maka, teruslah melangkah dalam kebaikan.

Tak perlu kau dengarkan suara sumbang yang meremehkan.
Tak usah pula kau pedulikan bisikan-bisikan yang hendak menggoyahkan.
Jangan kau biarkan cemoohan dan penilaian yang datang itu menjatuhkan.

Sesekali engkau merasa lelah, itu wajar.
Istirahatlah sejenak …
Nikmati kebahagiaanmu sendiri.
Tanpa peduli dengan berbagai tugas yang menanti.
Biarkan saja … karena engkau juga manusia biasa.
Jiwa ragamu layak untuk dijaga dengan sebaik-baiknya.

Teruntuk diriku …
Engkau sungguh luar biasa,
Menjalani takdirmu dengan tawa bahagia,
Melakukan tugasmu dengan sepenuh jiwa.

Engkau sungguh istimewa,
Mengejar mimpimu dengan gigih, meski harus tertatih-tatih.
Tetap berbagi dan menginspirasi tanpa letih, meski harus merasakan perih.

Aku tahu … sesungguhnya engkau tak sekuat yang mereka lihat.
Engkau tak sehebat yang mereka kira.
Namun, engkau tak pernah berbagi duka.
Hanya bahagia yang ingin kau bagikan pada siapa saja.
Karenanya, Engkau memilih untuk menyimpannya sendiri, dalam sepi.

Teruntuk diriku ...
Jika engkau mulai lemah, bersandarlah ...
Jika engkau merasa sedih, menangislah ...
Jika engkau sedang terluka, luapkanlah …
Jika engkau kecewa, katakanlah ...

Jangan kau biarkan barisan luka itu memenuhi jiwa, yang kedepannya justru akan menimbulkan luapan bencana.

Teruntuk diriku …
Engkau tak sendiri.
Aku akan setia menemani dalam tangismu yang terisak di sela pengaduanmu pada Sang Pencipta.
Aku akan setia menunggu, hingga engkau selesai melantunan doa dalam sujud panjangmu.

Ya, begitulah caramu membasuh luka yang menggores jiwa.

Teruntuk diriku ...
Jika ada kata yang menghakimi,
dengarkan dan jadikan sebagai media instrospeksi.
Jika ada ucapan yang menorehkan luka,
cukup ambil hikmahnya saja.
Jika ada sikap yang menyakiti,
jadikan sebagai pelajaran untuk terus  memperbaiki diri.

Jangan … jangan kau biarkan diri larut dalam kesedihan.

Nikmatilah hidupmu dengan caramu,
Karena kutahu engkau tak haus pujian.
Nikmatilah hidupmu dengan bahagia,
Karena itulah yang layak kau dapatkan.

Lihatlah … dalam hidupmu, ada orang-orang berharga yang selalu setia … menemani dan berjuang bersama dalam suka dan duka.
Nikmatilah setiap waktumu yang berharga bersama mereka … suami, dan buah hatimu tercinta.

Ungaran,  Mei 2018


#nulisyuk #nulisyukbatch9 #teruntukdiriku #challengepertama #puisicintauntukdiriku #selfreminder #ntms #menulisuntukmenghapusduka #menulissebagaipenguatjiwa

Tulisan ini diikutkan dalam challenge Nulis Yuk kelas Kisah Nyata.

Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

Posting Komentar