header coretan ibu kiya

Pluk!

10 komentar
Ungu
Gambar : www.pixabay.com

Minggu, 9 Agustus 2018

Aku berdiri di sebuah trotoar taman kota. Kendaraan silih berganti berdatangan, meninggalkan jejak-jejak polusi yang menyesakkan dada. Di tepi lapangan, berjajar rapi lapak para pedagang, mulai dari pakaian, kebutuhan rumah tangga, permainan anak-anak, lebih-lebih makanan, hmmm … jangan ditanya. Mau pilih makanan merakyat, hingga jajanan yang mahal dan tidak mengenyangkan pun ada. Benar-benar surga belanja bagi para wanita. Asal ada uangnya. Hahaaa ….

Kusapukan pandangan ke segala arah, hingga sudut tak terjangkau yang memaksaku memicingkan mata. Nihil. Anak itu tak kutemukan di mana-mana. Hmmmhh …. Ini untuk keenam kalinya dia terlambat memenuhi janjinya.

Kulangkahkan kaki menuju sebuah kursi bata dengan gambar abstrak warna-warni yang berdiri kokoh di bawah pohon ketapang. Setelah kuletakkan tas, kuambil gawai dan segera menelusuri chat yang masuk melalui aplikasi whatsapp. Tak kutemukan juga namanya di sana.

Ah, mungkin sedang terjebak macet di jalan, pikirku. Demi mengusir sepi, kulayangkan pandangan ke tengah-tengah lapangan. Tampak gambaran kehidupan bahagia di sana. Anak-anak kecil itu hilir mudik menikmati wahana yang ada. Mulai dari odong-odong, kereta-keretaan, pasir kinetik, pancingan, dan berbagai permainan penuh sesak oleh antrean.

Senangnya menjadi anak-anak itu, tidak ada beban, belum mikir tanggungan, hati selalu diliputi kebahagiaan. Aku tersenyum kecut membayangkan seandainya waktu bisa diulang, dan aku menjadi salah satu di antara mereka yang sedang berkejaran itu.

Kulirik jam pada gawaiku, setengah sembilan. Bagaimana bisa dia belum datang, padahal dia sendiri yang menentukan untuk ketemuan jam delapan. Satu jam berlalu, membuat rasa jenuh menghampiriku.

Pluk.
Kutengok asal suara benda jatuh yang kudengar.

“Ahhh … “ pekikku tanpa sadar melihat seekor ulat bulu menggeliat dengan manja di atas paha. Aku segera berdiri, dan bergidik ngeri. Serta merta rasa gatal menyerangku dari berbagai sisi. Dengan serampangan kugaruk-garuk kulit untuk menghalau rasa yang tak karuan. Antara takut dan kegelian.

Tanpa pikir panjang, kuambil tas dan segera berlalu. Namun, belum sepuluh langkah aku berjalan, seorang anak kecil berlari menghampiri.

“Kak … kak … ini dari kakak itu.” Ucapnya sambil menunjuk seorang pria tampan yang menatapku dari kejauhan.

Siapa ya? Rasanya aku nggak kenal. Kuterima amplop berwarna ungu muda dari tangan gadis kecil itu.

“Terima kasih ya, cantik.” ucapku  sambil tersenyum, kemudian berlalu menuju tempat parkir.

Sampai di tempat parkir, segera kusobek amplop ungu di tangan. Kudapati sepuluh lembar uang ribuan, lengkap dengan ucapan, ‘Selamat Menempuh Hidup Baru wahai Sang Mantan.’

Dahiku berkerut, rasanya tulisan dan kata-kata ini tak asing bagiku, tetapi aku lupa di mana pernah melihatnya.

Astaghfirullah! Ini kan amplop yang kutulis semalam, hadiah istimewa yang kupersiapkan untuk seseorang yang akan menikah tepat pukul sembilan.

___
#TantanganODOP1 #onedayonepost #odopbatch6 #Day7

Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

10 komentar

  1. Balasan
    1. Wkwkwkkk ... Entah kenapa idenya nyasar ke situ ya? 😅

      Hapus
  2. Enak mbak dibaca,tp kepo, apakah yg dinanti tuh yg ngasih amplop ungu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, mbakkk. Suka kalau dikoreksi. Aku masih merasa ada yang kurang soalnya.

      Yang dinanti kira-kira siapa ya? 🙈

      Hapus
  3. Wkwkwkwkwkwkwkwk..Keren idenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, kak Sakinah sayang sudah mampir di mari. ❤

      Hapus
  4. Balasan
    1. Makasih mbaakkk, mbak juga lebbih kereen. 😘😘😘

      Hapus
  5. Mbak Nining, ini ide cerita dari pengalaman pribadikah? Wkwkwk... Pluk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakaka ... Rahasia. #eh (aslinya gak paham juga darimana idenya, tiba-tiba ngalir aja). 🙈😅

      Hapus

Posting Komentar