Oleh N. Purwanti
Ehm … Ibu ini cantik. Bagaimana mungkin hatiku tak akan tertarik. Ah, andaikan bisa aku meminta, bisakah ibu menerima cinta yang kupunya.
Glek.
Kutelan ludah dalam-dalam. Perlahan kubalik buku berwarna biru di tanganku, sebuah nama yang indah tertera pada sampulnya, 'Rama Hadinata’. Serta merta mataku berkelana, mencari sosok pria muda yang mengusik jiwa.
Mata kami bertemu pandang, dengan sengaja ia melempar senyum yang menawan.
Menawan? Astaghfirullah.
Segera kualihkan pandangan, kembali terpaku pada tumpukan tugas yang sempat terabaikan.
Berani-beraninya dia menggodaku. Memangnya semudah itu menaklukkan hatiku? Hmmm … coba saja kalau dia bisa, seberapa gigih usahanya. Batinku bergejolak.
Ini bukan pertama kalinya dia menulis puisi cinta dalam buku tugasnya, tetapi baru kali ini jiwaku benar-benar terusik olehnya. Bagaimana tidak. Baru kemarin siang aku mendapat teguran dari senior di tempatku mengajar. Banyak yang menilai kedekatan dan rasa sayangku pada murid tampak berlebihan. Duh Gusti, begini sulitkah menjadi guru di zaman modern ini?
Ah, jangan-jangan … selama ini ia salah menafsirkan sikap baikku. Eh, tapi kan kedekatanku dengan semua siswa juga wajar-wajar saja. Lagipula apa menariknya berhubungan dengan anak SMA. Meski kuakui, dia itu tampan dan pandai menarik hati.
--- to be continued ---
___
#TantanganODOP2 #fiksi
#ODOPBatch6 #ODOP_6 #Day14
Posting Komentar
Posting Komentar