header coretan ibu kiya

Adab Menuntut Ilmu x CoC

Posting Komentar
Ibu Profesional
Adab Menuntut Ilmu
*Tulisan ini saya sarikan dari materi, dan hasil diskusi kelas bunda sayang Institut Ibu Profesional (Bunsay Jateng) batch 4

Halohaaa … Bagaimana kabar hari ini? Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah swt. 😇


Maaak, setelah kemarin Ibu Kiya cerita tentang pentingnya manajemen waktu bagi emak-emak dengan segudang kerempongan macam kita, hari ini Ibu Kiya mau bercerita mengenai materi kedua di kelas Bunsay Jateng #4, “Adab Menuntut Ilmu x CoC”.


Ini nih Maaak, salah satu peer besar kita di zaman modern ini, di mana segala macam informasi, dan ilmu bisa diakses siapa saja hanya dengan menjentikkan jari. Pernah dengar kan, belum lama ini terungkap karya-karya hasil plagiasi yang menghebohkan dunia kepenulisan. Belum lagi banyaknya pesan beruntun hasil share dari sana sini, tanpa sumber yang  jelas, jika ditanya cukup dijawab, “ … dari grup sebelah.” Hadeeeh … siapa yang masih sering kaya gini? Huhuhuuu … Ibu Kiya dulu juga gitu, Mak. Alhamdulillah, sekarang sudah insaf.




Nah, beberapa contoh kasus tersebut merupakan bukti, bahwa adab menuntut ilmu itu belum dipraktikkan secara nyata. Itulah mengapa, dalam pembelajaran awal di kelas IIP, kami selalu diajak mengulang materi mengenai adab menuntut ilmu.


Berikut Ibu Kiya sertakan rangkuman dari materi mengenai Adab Menuntut Ilmu dari kelas Bunsay Jateng #4, sebagai media belajar bersama.

Institut ibu profesional
Adab Menuntut Ilmu Bunsay Jateng #4

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola yang harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu; secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu; maupun dengan ilmu, dan sumber ilmu itu sendiri.


Sementara, ilmu itu sendiri bukan hanya rentetan kalimat, melainkan cahaya yang dimasukkan ke hati. Jadi, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, dan persiapkan sebelum menuntut ilmu pada siapapun, dan dimana pun.


1. Pastikan untuk ikhlas dan membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk sebelum menuntut ilmu. Terlepas dari siapa yang akan menyampaikan ilmu, kita harus mengesampingkan berbagai prasangka, supaya ilmu yang kita dapatkan dari sang guru dapat merasuk, membekas dengan baik dalam diri dan ingatan kita.


2. Bergegaslah dalam menuntut ilmu, dengan cara datang lebih awal, duduk pada posisi terdepan, atau strategis supaya bisa menyimak dengan baik.


3. Hindari rasa 'sok tahu’. Meskipun saat penyampaian materi, kita sudah lebih tahu terlebih dahulu, atau bahkan jika pengetahuan kita lebih baik sekalipun.


4. Tuntaskan ilmu dengan membuat catatan, resume dari materi yang telah kita dapatkan. Hal ini juga merupakan bagian dari mengikat ilmu. Ibu Kiya banget ini mah. Kalau habis saat materi tanpa bikin catatan atau resume itu rasanya lebih cepat menguap, dan banyak lupanya. 🙈


5. Bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan tugas, apabila ada penugasan setelah penyampaian materi. Penugasan bisa digunakan sebagai tolok ukur, seberapa besar kita telah menyerap materi, sekaligus bagian dari mempraktikkan ilmu yang telah kita dapat. Untuk itu, kerjakan tugas yang diberikan secara sungguh-sungguh, dan tanpa menunda-nunda, jangan mengerjakan tugas dengan asal-asalan, dan untuk mengejar nilai belaka.



Selain mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, kita juga harus memperhatikan adab terhadap guru. Supaya ilmu yang kita dapatkan dapat terserap baik, dan membawa manfaat, kita harus mencari ridha guru dengan cara hormat kepadanya. Tanpa mempermasalahkan usia, pun latar belakang pendidikan sang guru (misal lebih muda, atau lebih rendah pendidikannya).


Izin terlebih dahulu apabila akan menyebarkan ilmunya. Nah, ini nih peer terbesar kita Maaak. Seringkali kita asal comot tulisan orang lalu kita share, tanpa izin terlebih dahulu.


Tak kalah penting dari dua hal di atas, kita harus mencantumkan nama guru sebagai sumber ilmu yang kita sebarkan.

Institut ibu profesional
Ibu Teladan Utama

Berikutnya, adab kita terhadap sumber ilmu. Sumber ilmu di sini, bisa berupa buku, artikel, koran, dan berbagai media.


1. Tidak meletakkan sumber ilmu sembarangan. Misal : membiarkan buku-buku berserakan di lantai.

2. Tidak menggandakan, mendistribusikan untuk kepentingan pribadi.

3. Tidak mendukung plagiator, bajakan. Hayoo … siapa yang masih sering membaca buku bajakan, film bajakan, ataupun ebook ilegal? Yuk, mulai hentikan dari kita sekarang. Kalau toh uangnya terbatas untuk membeli bukunya, sekarang kita bisa akses e-book legal melalui berbagai aplikasi kok Maaak, ada ijakarta, ipunas, dan lain sebagainya. 😉

4. Tidak menyebarkan ilmu tanpa mencantumkan sumber yang jelas, seperti yang Ibu Kiya sampaikan di atas tadi. Jangan sampai kita membagikan ilmu, tulisan orang, hanya dengan keterangan 'copas dari grup sebelah'. 😌


Itulah, adab yang harus kita perhatikan dalam menuntut ilmu. Jangan sampai ya Maaak, kita membagikan ilmu ataupun tulisan orang lain tanpa izin, apalagi sampai mengklaim sebagai karya kita sendiri. Semoga ilmu yang kita dapatkan selalu Allah swt ridhoi, dan membawa manfaat dunia akhirat. Aamiin.


Selamat menuntut ilmu. 📖✍

___

#InstitutIbuProfesional #BunsayJateng4 #BunSay #BundaSayang #Materi02 #AdabMenuntutIlmu

Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

Posting Komentar