header coretan ibu kiya

Playdate SAHABAD

Posting Komentar
Keluarga SAHABAD
Playdate Keluarga SAHABAD bulan Juli 2018

Ungaran, 28 Juli 2018

Sore telah berlalu, sang malam datang menyapa kami bertemankan sang rembulan. Aku masih disibukkan dengan persiapan beberapa keperluan dan koordinasi di grup demi kelancaran kegiatan esok hari. Sesekali kulirik putri kecilku yang tengah asyik sendiri dengan berbagai keperluan pribadi yang akan dibawanya nanti.

Satu per satu benda yang kusebutkan ia masukkan ke dalam tas merah muda dengan gambar frozen kesukaannya. Sebuah kuas dengan ukuran sedang berwarna biru, tempat pensil lengkap dengan segala isinya, palet, dan juga koran. Setelah memintaku untuk mengecek bawaannya, segera ia letakkan di atas meja, lalu beranjak ke peraduan.

“Ibuk, Kiya mau bobok dulu ya. Biar besok bangun pagi. Kiya tu udah ndak sabar mau melukis dan berenang bareng Mbak Nada,as Kenzi, dek Ara, dan semuanya.” ucapnya menggebu-gebu. Aku hanya tersenyum menanggapinya.


Baginya, pertemuan dengan teman-teman seperjalanannya sebulan sekali selalu menjadi kegiatan yang ia tunggu-tunggu.

Alam bebas memang menjadi candu bagi anak-anak suci itu. Meski hanya dengan berkejaran, atau melakukan permainan sederhana, justru itulah sumber kebahagiaan mereka.

Tak butuh waktu lama untuk membuat si Cinta benar-benar terlelap. Begitulah ia jika memiliki keinginan. Ia akan berusaha semampunya hingga apa yang diinginkan ia dapatkan. Kutatap wajah manis putri kecilku. Ah, terbayang sudah dalam benakku, bagaimana serunya saat esok pagi mereka bertemu.

Kupasang selimut warna merah menyala favoritnya, dan aku pun kembali menyelesaikan tugasku yang tertunda.


***

29 Juli 2018

Usai mandi, aku kembali ke kamar. Kulihat putri kecilku masih terlelap dalam buaian mimpi indahnya. Kudekati tubuh mungilnya, kucium pipi gempalnya yang menggemaskan. “Assalamualaikum, sayang.” bisikku lembut di telinga kanannya.

Perlahan ia membuka mata, dan tersenyum padaku. Manis sekali. “Sudah pagi ya, Buk? tanyanya antusias. Ia pun segera bangun dan menuju kamar mandi.

Kali ini, tak ada kehebohan pagi seperti hari-hari biasanya. Ia melakukan segala rutinitas tanpa banyak tanya dan ditunda-tunda. Ah, saat seperti ini, ia semakin menyejukkan hati.

“Ibuk, ayo berangkat. Sudah siang lho, nanti kita telat.” ucapnya sambil menghampiriku yang sedang asyik berhias. Kulirik jam masih pukul 8 kurang. Ayahnya pun belum pulang dari lokasi kegiatan, sedang mengantar beberapa keperluan dan melakukan persiapan.

Kudengar suara motor kesayangan berhenti di teras depan, kami pun segera keluar. Setelah berpamitan pada orang rumah, kami bergegas berangkat ke tempat tujuan.


Pasar Tanaman Pingli

Papan besar berwarna merah marun menyambut kami dengan gagahnya. Setelah memarkir motor di tempat yang aman, kami berjalan kaki menuju lokasi. Melalui jalan setapak yang tertutup semak-semak pepohonan. Begitu asri dan alami.

Dari kejauhan tampak beberapa keluarga sudah duduk rapi di atas tikar bawaan sendiri. Ada yang asyik mengobrol, ada yang tengah menikmati sarapan pagi, ada pula yang sibuk wara wiri. Sementara beberapa anak yang sudah tak sabar, mulai bermain air sendiri. Terbayang sudah keseruan playdate kali ini.

Keluarga SAHABAD
Sharing Zero Waste

Tepat pukul 9, acara dibuka dengan sambutan. Sesuai dengan rencana, sesi pertama diisi dengan sharing zero waste dari Kak Alifia, anak homeschooler yang memiliki segudang prestasi. Kali ini ia tampil tak sendiri. Bersama kedua sahabat yang datang dari negeri berbeda, ia berbagi cerita tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

Mary, gadis cantik dari Belgia. Tubuhnya tinggi semampai, rambut bergelombang warna pirang. Ia berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan pelan dan mudah untuk dipahami. Sementara bule satunya bernama Leo, kelahiran Perancis tetapi tinggal di London, Inggris. Sudah bisa kau bayangkan, betapa fasihnya ia berbahasa Inggris, hingga kami pun kesulitan untuk mengikuti dan memahami apa yang ia sampaikan.

Tak hanya memberikan informasi tentang dampak mengerikan yang akan terjadi pada bumi ini jika kita tidak memulai gerakan zero waste dari sekarang, mereka juga membawa serotan dari bambu dengan beberapa ukuran. Serotan yang dapat kita cuci dan gunakan berkali-kali. Benar-benar ide cemerlang yang tak terpikirkan olehku sama sekali. Dengan serotan seperti ini, tentunya tak hanya mengurangi sampah plastik, tetapi juga irit. Jelas saja, emak-emak macam kami tak mau melewatkan kesempatan emas ini.

HSMN SEMARANG
Persiapan Melukis Gerabah

Usai sesi pertama, saatnya anak-anak bergembira. Saatnya mereka bebas berkreativitas, menuangkan ide dalam sebuah gambar menggunakan cat warna-warni. Mereka begitu antusias, meski hanya berupa coretan abstrak, tetapi mendatangkan kepuasan batin karena telah menghasilkan karya yang tak ternilai harganya.

Keluarga SAHABAD
Melepas Ikan di Kaligarang

Hampir satu jam berlalu. Sampailah pada kegiatan yang dinanti-nantikan, melepas ikan dan bermain air sepuasnya di Kaligarang. Tak perlu kau tanya tentang kebahagiaan mereka. Cukup kau dengarkan teriakan, sorak sorai, dan canda tawa yang menggema. Di bawah jembatan ini, sekali lagi kami mengukir kenangan yang tak terlupakan, dan kelak akan mereka kenang sebagai salah satu sumber kebahagiaan dan kesuksesan yang mereka dapatkan.

___
#TM10Najmubooks

Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

Posting Komentar