header coretan ibu kiya

Berdamai dengan Inner Child

Posting Komentar
IIP
Quote Bunsay Institu t Ibu Profesional
*Tulisan ini saya sarikan dari materi, dan hasil diskusi kelas bunda sayang Institut Ibu Profesional (Bunsay Jateng) batch 4

Suatu ketika di sebuah rumah mungil yang nyaman, seorang ibu muda sedang berjibaku dengan rutinitas keseharian. Dari pagi, ia sudah sibuk memasak, mencuci, memandikan anaknya, tetapi pekerjaan rumah seolah tiada habisnya. Saat ingin mengistirahatkan penat, dan lelah tubuhnya, mendadak buah hatinya ngompol di lantai yang baru saja dibersihkan. Si ibu pun naik pitam, ia marah dan mencubit tangan dan kaki anaknya. Semakin keras anak menangis, kemarahannya pun makin menjadi.

Setelah kelelahan sang anak pun tertidur pulas. Melihat betapa manisnya buah hatinya yang terlelap, tangis si ibu pun pecah. Sedih, marah, dan merutuki perbuatannya sendiri. Bahkan tidak percaya, bagaimana bisa ia sejahat itu pada anaknya. Ia menyesal, dan berjanji tak akan mengulanginya lagi. Namun, nyatanya kejadian itu bisa berulang kembali tanpa ia sadari.
😭😭😭

Tiba-tiba ingatan si ibu mengembara ke masa lalu, merasa dulu juga diperlakukan sama oleh orang tuanya.

Pernah nggak Mak, mengalami kejadian yang serupa? Merasakan penyesalan seperti itu? Bisa jadi, apa yang terjadi dalam contoh di atas adalah bagian dari inner child si ibu.

Hiksss … Dulu Ibu Kiya merasa orang paling jahat sedunia, tetapi setelah diskusi di grup bunsay kemarin, jadi tahu bahwa ini menjadi masalah yang dialami oleh banyak orang. Kita tak sendiri, Mak. Namun, bukan berarti ini kebiasaan yang wajar untuk dipelihara. Kita tetap harus berusaha untuk menyingkirkan atau paling tidak meminimalisirnya.

Materi di prabunsay pertama ini benar-benar nampar banget, mengenai ‘Self Healing - Mengenali Inner Child dan Tuntas Menuju Pengasuhan yang Baik’.

Menurut John Bradshaw, inner child merupakan pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Inner child dalam diri seseorang ada yang negatif, dan positif. Jadi, sangat tidak benar kalau kita mempersepsikan inner child hanya pada hal-hal, dan pengalaman buruk saja.

Apa yang kita lihat, kita alami pada masa anak-anak secara tidak sadar terbawa sampai dewasa. Hal ini sangat mempengaruhi cara kita dalam mengambil keputusan, merespon suatu peristiwa, mengendalikan emosi, bertindak, dan berperilaku.

Bahasa mudahnya, inner child itu jiwa anak-anak yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Berdasarkan materi, dan hasil diskusi di kelas Bunsay Jateng #4, langkah-langkah berikut dapat kita gunakan sebagai upaya 'berdamai’ dengan inner child.

TEMUKAN
kenali inner child kita.
Salah satu indikator inner child adalah apabila setelah melakukan perbuatan tersebut, kita merasa bersalah/ menyesal. Kemudian berulang lagi, dan menyesal lagi. Jika tidak seperti itu berarti perbuatan kita merupakan bagian dari watak.
Dengarkan bisikan yang disampaikan oleh jiwa kita.
Lakukan kilas balik pada hal-hal menyenangkan dan berkesan pada masa lalu.
Tentukan mana yang paling melukai, dan terbawa sampai sekarang.

TERIMA
Setelah menemukan inner child kita, resapi dan terima perasaan tersebut, meskipun menyakitkan.

MAAFKAN
Maafkanlah orang-orang yang sudah menorehkan luka hati pada masa silam. Tanamkan pikiran segala kemungkinan positif dari perbuatan mereka. Barangkali mereka tidak paham jika ucapannya, atau sikapnya menyakitkan. Bisa jadi, orang tua kita tidak sengaja karena tidak tahu cara pengasuhan yang baik.

BERUBAH
Kembangkan rasa menghargai, dan mengapresiasi diri sendiri. Lakukan afirmasi positif, agar tertanam kebaikan dalam diri kita.

Afirmasi adalah pernyataan-pernyataan positif dan spesifik yang ditujukan kepada diri sendiri. Misalkan, selama ini suka marah-marah. Afirmasi positif yang bisa kita lakukan dengan mengucapkan pada diri sendiri, “Saya ibu hebat, saya ibu yang penyayang, saya bisa mengendalikan amarah, saya bisa bicara lembut.”

Selain itu, untuk memudahkan kita berdamai dengan inner child, bisa dengan membuat jurnal syukur setiap hari menjelang tidur. Alhamdulillah, Ibu dan Kiya sudah merutinkan rutinitas ini, dan sudah terasa hasilnya.

Semoga dengan menerima, dan memaafkan kita mampu mengendalikan inner child yang terlanjur melekat, sehingga kita bisa mengasuh buah hati tercinta tanpa mengulang kesalahan yang sama, dan melukainya. Semangat terus belajar menjadi teman seperjalanan yang menyenangkan bagi buah hati tercinta. 😘

___
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6 #Day02 #BunsayJateng4
Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

Posting Komentar