header coretan ibu kiya

Menstimulus Matematika Logis: Keseruan di Dapur

Posting Komentar
Bunda Sayang
Day 01

Hari ini ayah shift malam. Artinya kami punya waktu untuk makan bersama di rumah. Lebih spesifik lagi, Ibu harus menyiapkan makanan favorit ayah.

Pagi-pagi ibu sudah uplek di dapur. Tak lama, Kiya pun menyusul. “Ibuk. Ibuk lagi apa?”
“Masak tempe goreng dan sambal, Sayang,” jawabku sambil mempersiapkan bahan dan peralatan.

“Kiya mau bantuin ya,” ucapnya penuh semangat.

Akhirnya kami pun membagi tugas seperti biasa. Pekerjaan yang ringan dan mungkin dilakukan, ibu delegasikan ke Kiya. Sementara bagian yang masih berbahaya untuknya, seperti memotong dan menggoreng, Ibu yang pegang.

Biasanya kami sibuk di dapur sambil mengikuti Sabyan yang asyik selawatan melalui gadget. Lalu Ibu teringat tugas yang belum  terlaksanakan. Membuat anak suka pada matematika. Hahaa … jujur, dari sekian mata pelajaran, matematika menjadi pelajaran paling menakutkan buat saya. Bahkan, dulu Ibu pernah mengungkapkan keheranannya. Bagaimana bisa Ibu yang kemampuan berhitung dan penalaran matematikanya di atas rata-rata punya anak yang berhitung pecahan saja sulit macam saya. Makanya, PeeR banget bagi saya untuk bisa menumbuhkan rasa suka pada matematika dalam diri Kiya.

Kegiatan di dapur kali ini jadi kesempatan ibu untuk melakukan tantangan game level enam kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional. Menstimulus Matematika Logis.

Ibu meminta Kiya mengambil bawang putih dua. Lalu memberikan cowek gerabah ukuran kecil untuk dia belajar menumbuk. Berhubung kemampuan menumbuknya belum sempurna, bawang itu hanya terpecah menjadi bagian-bagian kecil. Tidak tertumbuk halus. Ibu pun bertanya mengenai jumlah bawang miliknya. Dia pun menghitung satu persatu.

“Sebelas, Buk.” Ia melaporkan hasil hitungannya.
“Lhoh, kok banyak banget. Kan tadi Ibu bilang ambil dua.”
“Lha ini yang Kiya hitung yang sudah diuleg, Buk. Jadinya banyak,” jawabnya meyakinkan.

Usai menghitung bawang, Kiya tertarik dengan cabai yang ada dalam cup. Ibu pun memintanya untuk menghitung jumlah cabai merah dan cabai hijau  yang dilihatnya. Kemudian mengelompokkan yang besar dan yang kecil. Alhamdulillah, dia pun sudah bisa membedakan. Meski sesekali bertanya ketika menemukan cabai dengan ukuran sedang.

Sebenarnya kegiatan yang kami lakukan sangat sederhana. Namun, tanpa sadar Kiya sudah belajar matematika logis. Tanpa perlu mecekoki dengan berbagai teori, dan memaksanya belajar angka-angka dengan terpaksa.

Matematika itu lekat dengan keseharian kita, maka menjadi tugas orang tua untuk membuat anak jatuh cinta pada matematika tanpa merasa takut dan tertekan seperti orang kebanyakan.

*Note : berhubung kegiatan kali ini dadakan, tidak sempat mendokumentasikan.

#harike-1
#Tantangan10hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs
#Thinklogic
Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

Posting Komentar