header coretan ibu kiya

Mereka Bukan Islam

2 komentar
Anti Teroris
Quote of the Day

Seorang anak dibesarkan untuk menjadi lebih dari sekadar pekerja dan pencari nafkah bagi keluarganya, tetapi juga menjadi berkat bagi bangsa dan dunia. Ia harus menjadi warga negara yang bahagia dan bermanfaat (happy and useful), baik dan penuh pertimbangan (good and thoughtful). Pikirannya bisa mencerna dan mau mendengar kebenaran, baik kebenaran di pihak golongannya sendiri maupun di pihak golongan lawannya. Hatinya peka akan keadilan. Ia dewasa dalam nurani maupun akal sehat, berkobar-kobar dengan rasa patriotisme dan terdidik soal berbagai kewajibannya sebagai warga negara, sehingga ia menjalankan semua kewajiban itu atas kesadaran, bukan paksaan. – Charlotte Mason.

Beberapa hari belakangan ini, dunia nyata maupun dalam sosial media sedang ramai dengan perbincangan mengenai peristiwa-peristiwa yang membuat hati ini teriris. Mulai dari munculnya berbagai provokasi menjelang pemilu, peristiwa car free day, hingga kerusuhan teroris yang terjadi di Makro Brimob baru-baru ini. Belum habis rasa yang bergejolak dalam dada, pagi ini kita kembali dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di gereja kota Surabaya.

Peristiwa demi peristiwa ini menunjukkan betapa makin beringas dan tak terkendalinya warga di negeri ini. Kehadiran mereka di dunia ini tidak lagi untuk membawa kemaslahatan bagi umat, tetapi justru memunculkan berbagai permasalahan berkepanjangan yang merugikan orang-orang tak bersalah.

Bagaimana bisa mereka yang melakukan gerakan dengan mengatasnamakan cinta negara, membela agama, dan balutan niat suci lainnya justru dengan melakukan perbuatan tak layak dan tergolong keji terhadap saudara sendiri? Tak habis pikir diri ini dengan apa yang ada dalam diri mereka. Bukan sesuatu yang berlebihan jika kami menyebutnya, 'iblis berwujud manusia’.

Bicara soal kejadian pagi ini, ada satu yang menggelitik hati. Dari sumber berita yang beredar melalui televisi maupun media sosial lainnya, disebutkan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah wanita bercadar dengan membawa anaknya. Duh … dunia, apa yang salah dengan ini semua?

Entah apa yang yang membuat para wanita itu berani ikut andil dalam peristiwa keji ini, saya tak tahu pasti. Yang saya tahu, wanita itu sungguh lembut hati. Ia lebih mengutamakan ‘rasa’ dibanding logikanya. Jika ia sampai salah arah, tentu ada yang salah pula dengan perlakuan terhadap hatinya. Entah dari pengasuhan, keluarga, ataupun lingkungannya.

Entah apa yang melatarbelakangi gerakan mereka, dan siapa dalangnya, saya pun tak tahu. Yang saya tahu, Islam itu agama cinta damai. Nabi Muhammad pun mengajarkan kepada umatnya, untuk menjadi orang yang manfaat dan berkah bagi makhluk yang lainnya. Sebagaimana yang Beliau sabdakan,
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”

Bahkan, kita pun sudah begitu hapal dengan kisah teladan sepanjang zaman, yang menceritakan tentang Nabi kita yang tidak pendendam. Ketika jelas-jelas disakiti pun, nabi kita tak pernah membalasnya, justru ia berbuat baik terhadap orang-orang yang mendholiminya. Karena mengajak pada kebaikan itu tidak harus dengan kekerasan.

Lalu, Jika mereka terus melakukan ajakan pada kebaikan melalui provokasi dan teror di sana-sini. Siapa yang mereka teladani?

Jika mereka melakukan tindakan keji dengan alasan balas dendam karena telah merasa tersakiti. Ajaran siapa yang mereka anut?

Jika mereka jelas-jelas membunuh orang-orang yang tidak bersalah atas nama jihad membela agama. Agama siapa yang mereka bawa dan bela? Jelas itu bukan Islam, karena Islam bukan teroris.

#celoteh Nining Ibu Kiya
#odopbicaraterorisme
#onedayonepost
#islambukanteroris
#terorisbukanislam
#odoperbicara



Nining Purwanti
Selamat datang di blog Ibu Kiya. Ibu pembelajar yang suka baca, kulineran, jalan-jalan, dan nonton drama Korea. Selamat menikmati kumpulan coretan ibu Kiya, semoga ada manfaat yang didapat ya. ��

Related Posts

2 komentar

Posting Komentar